Rabu, 15 November 2017

kegunaan dan sejarah perkembangan epidemiologi

Kegunaan dan Sejarah Perkembangan Epidemiologi


Kegunaan epidemiologi
Kegunaan epidemiologi makin meluas tidak hanya mengenai penyakit tetapi mengenai masalah-masalah keshatan lainnya. Epidemiologi tidak hanya digunakan untuk keadaan-keadaan kesehatan yang bersifat populasi tetapi juga di klinik kedokteran yang umumnya bersifat individual atau bersifat populasi maka populasinya terbatas dan berciri khusus yaitu para penderita klinik tersebut. Epidemiologi juga banyak digunakan untuk mengevaluasi program-program pelayanan kesehatan. Selain perannya yang tradisional yaitu mencari dan atau menentukan etiologi penyakit. Last dalam tahun 1987 menyatakan bahwa epidemiologi berguna dalam 9 hal, yaitu;

a. Penelitian sejarah- apakah kesehatan masyarakat membaik atau menjadi lebih buruk ?
b. Diagnosis komunitas-masalah kesehatan yang aktual dan yang potensial ?
c. Kerjanya pelayanan kesehatan-Efficacy, Effectiveness, Efficiency
d. Resiko individual dan peluang-Actuarial risks, penilaian bahaya kesehatan
e. Melengkapi gambaran klinik-penampilan penyakit yang berbeda
f. Identifikasi sindroma- “Lumping and spitting”
g. Mencari penyebab- Case control and cohort studies
h. Mengevaluasi simptoms dan tanda-tanda
i. Analisis keputusan klinis


Sejarah perkembangan 

Epidemiologi berasal dari suatu gagasan (idea), dikemukakan 2000 tahun yang lalu oleh Hippocrates dan lainnya, bahwa faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit, seperti yang dikemukakannya dalam tulisan tentang “Udara, Air, Tempat” :

Siapapun yang ingin mempelajari kedokteran dengan baik harus mempelajari hal-hal sebagai berikut . Pertama dia harus memperhatikan akibat dari tiap musim tiap tahun dan perbedaannya, kedua dia harus mempelajari angin panas dan dingin, yang terdapat umumnya disemua negara atau khas untuk suatu tempat tertentu, Terakhir, akibat air terhadap kesehatan tidak boleh dilupakan ……………….kemudian pikirkan keadaan tanah, apakah gersang dan tanpa air, atau rimbun dengan pohon ……………….Akhirnya perhatikan kehidupan penduduknya, apakah mereka peminum berat senang makan dan akibatnya tidak tahan lelah, senang bekerja dan latihan , makan dengan bijak dan jarang-jarang minum.

Para dokter di jaman dahulu tidak dapat berbuat apa-apa untauk meneliti epidemi yang terjadi, mereka umumnya lebih banyak menggunakan kesan daripada bilangan-bilangan, sehingga kemampuannya sangat terbatas. John Graunt, yang hidup di abad 17 sering dianggap sebagai penemu Vital Statistic, sebab dia adalah orang pertama yang menggunakan cara-cara nemerikal seperti yang ditulisnya di dalam Natural and Political Observation on the Bills of Mortality (1662).

Epidemiologi modern didasarkan pada pengamatan klinik yang cermat, perhitungan yang tepat kasus-kasus yang jelas, dan adanya hubungan antara kasus dan sifat-sifat populasi dimana kasus-kasus tersebut terdapat. Hal ini dimulai di abad 19 terutama oleh jasa John Snow yang meneliti kematian karena kholera di London, dan menghubungkannya dengansumber air minum. Dia juga membuktikan tentang jalan penyebaran penyakit kholera, 30 tahun sebelum Koch menemukan kuman vibrio penyebab kholera.

John Snow mengunjungi rumah-rumah orang yang meninggal karena kholera dan menanyakan perusahaan air yang mana yang menyediakan air untuk rumah tersebut. Karena perusahaan air yang berbeda menyediakan air pada rumah-rumah di jalan yang sama. Perusahaan Southwark and Vauxhall memperoleh dari bagian hilir sungai Thames dan perusahaan Lambeth mendapat air dari bagian hulu sungai Thames. Pada tabel 1 digambarkan angka kematian karena kholera bagi distrik-distrik yang mendapat air hanya dari perusahaan Southwark and Vauxhall atau perusahaan Lambeth company, dan juga di distrik-distrik yang mendapat air dari kedua perusahaan tersebut. Di dalam distrik yang penyediaan airnya oleh kedua perusahaan yang berbeda adalah sama . Lagi pula angka kematian penduduk yang airnya disediakan oleh kedua perusahaan tersebut hampir sama dengan angka kematian di distrik yang mendapat air hanya dari perusahaan tertentu . (lihat Tabel 1 dan Tabel 2)






Pada tahun 1950-an Doll,Hill dan lain-lain meneliti hubungan antara merokok dan kanker paru. Penelitian –penelitian ini telah meluaskan lingkup epidemiologi sehingga juga meliputi penyakit-penyakit kronis. Dari penelitian-penelitian ini jelas bahwa banyak faktor yang menjadi sebab suatu penyakit. Beberapa faktor merupakan faktor esensial dalam terjadinya suatu penyakit dan faktor-faktor lainnya hanya berperan dalam meningkatkan resiko (risk). Metoda baru epidemiologi diperlukan untuk menganalisis hubungan-hubungan ini.

1. Contoh yang telah dicapai oleh epidemiologi


Dalam perkembangannya, khususnya dalam zaman modern ini, epidemiologi telah membantu mengungkapkan penyakit, faktor-faktor resiko penyakit tertentu dan berkontribusi dalam menentukan strategi pembasmian/pemberantas penyakit-penyakit tertentu. Dibawah ini disajikan bahan-bahan yang diterjemahkan (sebagian) dari buku BASIC EPIDEMIOLOGY, karangan R. Beaglehole, R. Bonita dan T. Kjellstrom, WHO, 1993.


Cacar 
Dalam tahun-tahun 1790-an telah dibuktikan bahwa infeksi karena cowpox dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit cacar (smallpox), tetapi baru 200 tahun kemudian prinsip ini diterima dan diterapkan diseluruh dunia sehingga penyakit cacar dapat dibasmi dari seluruh dunia (tahun 1978 sudah tidak ada lagi kasus cacar). Program pembasmian cacar ini dikoordinasikan oleh WHO dan dimulai pada tahun 1967 (suatu program pembasmian 10 tahun). Epidemiologi terutama berperan dalam hal : menentukan distribusi kasus , dan model ,mekanisma dan derajat penyebaran , dengan jalan pemetaan meletupnya penyakit tersebut , dan melakukan evaluation program penanggulangan. Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan pembasman cacar adalah: kemauan polotik, tujuan yang jelas, jadwal yang tepat, staf yang terlatih, dan strategi yang luwes, disamping itu juga terdapatnya vaksin yang tahan terhadap panas dan efektif.

Methymercury 
Mercury atau air raksa adalah logam yan bracun dan telah dikenal sjak abad pertengahan , sekarang dia merupakan simbol tentang bahaya polusi lingkungan. Dalam tahun 1950-an diketahui bahwa air raksa dibuang dalam limbah pabrik di Minamata, Jepang , ke dalam teluk kecil. Ini mengakibatkan bertumpuknya methilmercury dalam ikan yang kemudian menyebabkan keracunan yang hebat pada penduduk yang memakannya.

Epidemiologi berperan dalam mengidentifikasi penyebabnya dan dalam penanggulangannya, suatu epidemi penyakit yang disebabkan oleh polusi lingkungan.

Rheumatic fever and rheumatic heart disease
Rheumatic fever dan rheumatic heart disease berhubungan dengan kemiskinan , khususnya dengan perumahan yang buruk dan overcrowding, yang memudahkan penyebaran streptococcus yang menimbulkan infeksi pada jalan pernafasan bagian atas. Di negara-negara maju penyakit ini sudah hampir lenyap, tetapi di sebagian negara – negara berkembang rheumatic heart disease merupakan penyakit jantung yang umum .

Epidemiologi membantu pemahaman tantang sebab rheumatic fever dan rheumatic heart disease dan pengembangan cara-cara pencegahan rheumatic heart disease. Epidemiologi juga mengungkapkan tentang peran faktor-faktor sosial dan ekonomi dalam timbulnya kejadian luar biasa (KLB) rheumatic fever dan penyebaran infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh streptococcus. Jelas bahwa penyaebab penyakit ini kompleks bila dibandingkan dengan keracunan methilmercury, yang mempunyai satu penyebab.

Iodine deficiency disease 
Defisiensi yodium yang umumnya terdapat pada daerah pegunungan tertentu, menyebabkan hilangnya energi jasmani dan mental dihubungkan dengan tidak cukupnya hormon thyroid yang mengandung yodium. Goite dan cretinism telah digambarkan secara rinci kira-kira sejak 400 tahun yang lalu, tetapi baru di abad ke 20 diperoleh pengetahuan yang cukup untuk usaha-usaha pencegahan dan pemberantasannya. Dalam tahun 1915 endemic goitre disebut sebagai penyakit yang paling mudah dicegah , dan diusulkan untuk menggunakan garam yang diberi yodium untuk pemberantasannya. Tidak lama setelah itu dilakukan uji coba pertama yang berskala besar di Akron , Ohio, USA. Uji coba ini melibatkan 5000 gadis berusia 11 sampai 18 tahun. Efek profilaktik dan terapoetiknya sangat mengesankan dan pada tahun 1924 garam yang diberi yodium yang diberikan kepada komunitas dilakukan pada banyak negara.

Penggunaan garam beryodium dapat berhasil karena garam digunakan oleh semua kelompok masyarakat dengan kadar yang kira-kira sama sepanjkang tahun. Keberhasilan usaha ini tergantung pada pruksi yang efektif, distribusi garam dan pelaksaan peratura, pengendalian mutu dan kesadaran masyarakat.

Epidemiologi membantu mengidentifikasikan dan memecahkan masalah defisiens yodium, memdemontrasikan tentang efekyifnya usaha-usaha pencegahan yang dapat digunakan pada skala uas , dan cara-cara memantau program pemberian yodium namun demikian , masih terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan dinegara-negara berkembang dimana berjuta-juta orang menderita defisiensi yodium masih endemik.

High blood pressure 
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah masalah kesehatan yang penting , di negara maju maupun negara berkembang; sampai 20% penduduk berumur 35-64 tahun yang mempunyai tekanan darah tinggi dari Amerika Serikat sampai bagian –bagian tertentu dari Republik Rakyat Cina. Epidemiologi menjelaskan besarnya masalah,menetapkan riwayat alamiah penyakit, dan akibatnya bila hipertensi tidak diobati, menunjukan kegunaan pengobatan, dan membantu menentukan pada tekanan berapa (yang tepat) pengobatan itu harus dimulai dan mengevaluasi berbagai strategi pencegahan. Ketentuan tentang tekanan darah ini akan mempengaruhi perkiraan jumlah yang diobati dan juga biayanya. Di Amarika Serikat bila digunakan batas di atas 140/190, maka akan ada 53% penduduk kulit putih berumur 65-74 tahun yang harus diobati, padahal bila digunakan ketentuan yang lebih konservatif, angka akan sama dengan 17% (diatas 170/95)

Smoking asbestos and lung cancer 
Kanker paru biasanya jarang, tetapi sejak tahun 1930-an terjadi kenaikan yang mencolok terutama di negara-negara industri. Penelitian epidemiologi yang pertama yang mengkaitkan kanker dengan rokok dipublikasikan pada tahun 1950. Hasil-hasil yang kemudian menyusul menunjang kaitan ini dan ini terjadi di populasi yang berbeda-beda . Telah banyak bahan yang diidentifikasi yang dianggap dapat menyebabkan kanker paru. Sekarang ini sudah jelas bahwa rokok dapat menyebabkan kanker paru , tetapi masih bantak bahan lain yang dapat juga menyebabkan kanker paru seperti debu asbestos dan polusi udara di daerah perkotaan. Rokok dan asbestos berinteraksi, sehingga mereka yang merokok dan juga exposed terhadap asbestos mempunyai resiko tinggi.
Penelitian epidemiologi dapat mengukur secara kwantitatif sumbangan berbagai faktor lingkungan sebagai penyebab penyakit tertentu.




0 komentar:

Posting Komentar